Translate

Sabtu, 08 Februari 2014

Permainan Piano Arwah Zuko

                Kriiiiiinnngg...!!! bel pulang pun berbunyi, Amanda segera bergegas untuk merapihkan buku dan alat tulis yang masih berantakan di mejanya. Salah satu temannya yang bernama Raka yang memang terkenal jahil dikelasnya memiliki ide untuk menjahili Amanda yang sedang kerepotan, Raka mengambil tempat pesil milik Amanda.
“Padahal udah SMA tapi tempat pensilnya kok boneka gini? Hahaha.” Ejek Raka.
“Eh! Gak sopan banget sih ngambil barang orang, balikin gak!” balas Amanda.
“Ambil aja kalo bisa.”
Raka segera berlari ke koridor kelas dan Amanda langsung mengejarnya, “Rakaaaa....sini balikin!!” ketika sedang berlari tiba-tiba guru BP menegur mereka, “Berhenti!” tegur guru BP.
Duh celaka, ada guru BP lagi. Harus bilang apa nih....
“Kalian ini kayak anak kecil aja,  kalian tahu kan tidak boleh lari-larian di area kelas?”
“Iya bu, saya tahu.”
“Kalau begitu sebagai hukumannya, kalian harus membantu ibu untuk memindahkan barang-barang ini ke gedung lama.”
Tanpa disadari, Raka sudah tidak ada ditempat.
“Loh anak laki-laki tadi kemana?” tanya guru BP.
Huhh, sial dia kabur lagi. Awas aja ya!
                ketika sampai di gedung sekolah lama, tiba-tiba guru BP melihat sekelompok siswa yang ketahuan merokok didekat WC laki-laki, guru BP itu langsung mengejar siswa-siswa itu dan meninggalkan Amanda sendirian didepan gedung sekolah lama. Amanda yang sudah 2 tahun disekolah tersebut, baru kali ini ia memasuki gedung sekolah lama yang terkenal angker disana. Amanda melihat dua ekor burung gagak di atap gedung tersebut.
Kenapa firasatku menjadi tidak enak seperti ini?
Ayo Manda tidak apa-apa itu hanya firasatmu saja.
Lalu Amanda langsung masuk gedung tersebut, dengan perasaan campur aduk ia mulai menaiki anak tangga untuk menaruh barang-barang tersebut ke ruang musik yang berada dilantai dua. Saat setengah jalan ia menaiki anak tangga tersebut, ia mendengar seseorang sedang memainkan piano yang begitu merdu dan dengan tempo yang cepat, sepertinya suara tersebut berasal dari ruang musik itu. Semakin lama nada tempo tersbut semakin lambat. Ketika Amanda sudah masuk ruang musik Amanda melihat bahwa tidak ada seorangpun berada diruangan itu dan piano tersebut juga sudah tidak berfungsi lagi. Sontak Amanda kaget dan ia langsung pergi meninggalkan ruangan tersebut dan barang yang ia bawa, ia tinggalkan diluar ruangan musik begitu saja.
                Kejadian tersebut ia ceritakan kepada teman-temannya yang sudah menunggu Amanda untuk pulang bareng dihalaman sekolah. Ketika mendengarkan kejadian tersebut Adit teman Amanda terkejut mendengarnya karna menurut cerita-cerita disekolah itu, dulu salah satu siswi alumni yang berwajah putih berdarah keturunan Jepang  bernama Zuko sempat meninggal digedung tersebut dan sampai sekarang arwahnya masih bergentayangan disana. Menurut kepercayaan orang jepang angka 4 adalah angka keramat yang bisa disebut sebagai angka kematian. Maka siapa saja yang mendengarkan permainan piano arwah Zuko sampai keempat kalinya maka ia akan mati.
                Pada malam hari Amanda sedang mencuci piring tiba-tiba telpon berdering kriiinngg...kriinng...kriiing... Amanda lalu mengangkat telpon tersebut tetapi tidak ada orang yang menjawab, sampai ketiga kalinya telpon tersebut berdering.“Hallo! Ini siapa sih? Jtolong jangan main-main ya.” Dan Amanda mendengar permainan piano tersebut, dengan ketakutan ia langsung memutuskan kabel penghubung tersebut dan ia berlari ke kamarnya. Saat dikamar radio miliknya tiba-tiba hidup dan meneruskan permainan piano tersebut lalu dibantingnya radio itu oleh Amanda, tidak hanya radio kotak musik Amanda juga ikut meneruskan permainan piano itu, karena kotak musik itu berada diatas lemari dan Amanda tidak bisa menjangkaunya apa daya Amanda mendengarkan permaina piano arwah Zuko tersebut hingga selesai.
                Amanda tidak bisa tidur semalaman karena ketakutan dengan hantu tersebut, keesokan harinya dikamar Amanda mendengar ada yang membuka pintu kamarnya dan setelah terbuka krekk! “Aaaahhhh!!!” Amanda berteriak dan ternyata yang membuka pintu adalah ayahnya.
“Amanda, kamu sedang apa kok ayah buka pintu saja kamu sampai teriak kayak gitu?” Tanya ayah.
“T-tidak apa-apa yah.” Jawab Amanda yang masih menutupi dirinya dengan selimut.
“Oh, ayah Cuma mau bilang kalo ada telpon dari Adit. Eh, Adit itu pacar kamu ya? Hehehe”
“Iiiiihhhh.....bukan ayaaahhh.”
Saat Amanda mengangkat telponnya.
“Halo kenapa, Dit?”
“Manda, gue tahu gimana caranya biar bisa musnahin arwah Zuko itu.”
“Gimana?”
“Nanti aja gue ceritain, kita ketemuan aja sekarang di deket gang sekolah kalo ngomong ditelpon nanti lo kurang jelas.”
Dan ternyata yang menelpon itu bukan Adit tetapi hantu arwah Zuko yang menyerupai suaranya seperti Adit. Setelah sampai di gang sekolah rupanya Amanda melihat piano tersebut sedang memainkan musiknya, Amanda ketakutan dan segera berlari tapi ternyata piano tersebut tetap mengejar Amanda dan untuk ketiga kalinya Amanda mendengarkan permainan piano arwah Zuko itu sampai habis. Lalu Amanda langsung kerumah Raka.
“Loh Manda, lo kenapa kok nangis gitu? Atau jangan-jangan??”
Amanda, Raka, dan Adit segera ke gedung sekolah lama untuk memusnahkan piano tersebut malam itu juga. Ketika sampai diruang musik mereka mendengarkan suara piano itu.
“Permainan piano nya sudah dimulai.” Ujar Amanda.
“Ayo kita hancurkan piano itu, gue gak rela suara gue ditiru sama hantu sialan itu!” Geram Adit.
Dan Adit mencoba untuk menghancurkan piano itu, tetapi seperti ada penghalang Adit pun terlempar dari piano itu, “Bagaimana ini, piano itu tidak bisa dihancurkan? Aku tidak mau mati sekarang.”
“Gue gak rela kalo lo sampe mati cuma gara-gara permainan piano bodoh itu!” Sahut Raka.

Dan ternyata yang menjadi penghalang itu bukan pianonya tetapi lukisan pianis ternama disebelah paino tersebutlah yang menjadi penghalang. Salah satu cara untuk menidurkan arwahnya adalah dengan mengambil metronom dikotak yang ada diruangan itu. Tinggal satu bait lagi lagu itu akan habis, tetapi tekad Raka kuat ia langsung mengambil metronom tersebut untuk menidurkan arwah pianis itu dan akhirnya berhasil Amanda pun selamat dari kematian. Jika tidak cepat tinggal satu not lagi maka Amanda tidak akan selamat.

Created by Popy Tasya Rahayu

Kamis, 06 Februari 2014

Diskusi

Diskusi ditinjau dari tujuannya dibedakan menjadi : (1). The Social Problem Meeting, merupakan metode pembelajaran dengan tujuan berbincang-bincang menyelesaikan masalah sosial di lingkungan; (2). The Open ended Meeting, berbincang bincang mengenai masalah apa saja yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari dimana kita berada; (3). The Educational Diagnosis Meeting, berbincang-bincang mengenai tugas/pelajaran untuk saling mengoreksi pemahaman agar lebih baik.

Ditinjau dari Bentuknya, dibedakan menjadi :
1. Whole Group, merupakan bentuk diskusi kelompok besar (pleno, klasikal,paripurna dsb.)

2. Buz Group, merupakan diskusi kelompok kecil yang terdiri dari (4-5) orang.

3. Panel, merupakan diskusi kelompok kecil (3-6) orang yang mendiskusikan objek tertentu dengan cara duduk melingkar yang dipimpin oleh seorang moderator. Jika dalam diskusi tersebut melibatkan partisipasi audience/pengunjung disebut panel forum.

4. Syndicate Group, merupakan bentuk diskusi dengan cara membagi kelas menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari (3-6) orang yang masing-masing melakukan tugas-tugas yang berbeda.

5. Brainstorming, merupakan diskusi iuran pendapat, yakni kelompok menyumbangkan ide baru tanpa dinilai, dikritik, dianalisis yang dilaksanakan
dengan cepat (waktu pendek).

6. Simposium, merupakan bentuk diskusi yang dilaksanakan dengan membahas berbagai aspek dengan subjek tertentu. Dalam kegiatan ini
sering menggunakan sidang paralel, karena ada beberapa orang penyaji. Setiap penyaji menyajikan karyanya dalam waktu 5-20 menit diikuti dengan sanggahan dan pertanyaan dari audience/peserta. Bahasan dan sanggahan dirumuskan oleh panitia sebagai hasil simposium. Jika simposium melibatkan partisipasi aktif pengunjung disebut simposium forum. 7. Colloqium, strategi diskusi yang dilakukan dengan melibatkan satu atau beberapa nara sumber (manusia sumber) yang berusaha menjawab pertanyaan dari audience. Audience menginterview nara sumber selanjutnya diteruskan dengan mengundang pertanyaan dari peserta (audience) lain Topik dalam diskusi ini adalah topik baru sehingga tujuan utama dari diskusi ini adalah ingin memperoleh informasi dari tangan pertama.

8. Informal Debate, merupakan diskusi dengan cara membagi kelas menjadi 2 kelompok yang pro dan kontra yang dalam diskusi ini diikuti dengan
tangkisan dengan tata tertib yang longgar agar diperoleh kajian yang dimensi dan kedalamannya tinggi. Selanjutnya bila penyelesaian masalah tersebut dilakukan secara sistematis disebut diskusi informal. Adapun langkah dalam diskusi informal adalah : (1). menyampaikan problema; (2). pengumpulan data; (3). alternatif penyelesaian; (4). memlilih cara penyelesaian yang terbaik.

9. Fish Bowl, merupakan diskuasi dengan beberapa orang peserta dipimpin oleh seorang  ketua mengadakan diskusi untuk mengambil keputusan. Diskusi model ini biasanya diatur dengan tempat duduk melingkar dengan 2 atau 3 kursi kosong menghadap  peserta diskusi. Kelompok pendengar duduk mengelilingi kelompok diskusi sehingga  seolah-olah peserta melihat ikan dalam mangkok.

10. Seminar, merupakan kegiatan diskusi yang banyak dilakukan dalam pembelajaran. Seminar pada umumnya merupakan pertemuan untuk
membahas masalah tertentu dengan prasaran serta tanggapan melalui diskusi dan pengkajian untuk mendapatkan suatu konsensus/keputusan
bersama. Masalah yang dibahas pada umumnya terbatas dan spesifik/tertentu, bersifat ilmiah dan subject approach.

11. Lokakarya/widya karya, merupakan pengkajian masalah tertentu melalui pertemuan dengan penyajian prasaran dan tanggapan serta diskusi secara teknis mendalam. Dalam diskusi ini bila perlu diikuti dengan demonstrasi/peragaan masalah tersebut. Peserta lokakarya pada umumnya

para ahli. Tujuannya mendapatkan konsensus/keputusuan bersama mengenai masalah tersebut. Telaahnya : Subject matter approach.

Pengen Yang Ori, Situ masih Ori?


                Banyak orang mengatakan “Masa remaja adalah masa-masa yang paling indah dan berkesan” mungkin kalimat itu akan terwujud apabila kita mengisinya dengan hal-hal yang positif, tapi bagaimana dengan sebaliknya? Persoalan inilah yang akan aku bahas kali ini, mendengarnya langsung dari narasumber yaitu temanku sendiri.
                Pengalamanku tentang masa remaja mungkin masih dibilang cetek, maksud kata cetek disini ialah aku hanya mengerti tentang suka pada lawan jenis, berpacaran dan mesra-mesraan sama pacar. Tapi setidaknya selama aku pacaran masih dibatas normal. Entah kenapa aku ingin sekali menceritakan hal ini, dan dari sekian cerita yang aku dengar hanya satu pertanyaan yang ingin aku ketahui, hal pertama apa yang ada dipikiran orang itu saat melakukan sesuatu yang dianggapnya saja sudah dosa? Begini ceritanya.
                Sebelum mengetahui lebih jelas biar tidak selek, perkenalkan namaku Natasha kalau susah panggil saja Chaca. Sekarang aku duduk dikelas 2 SMA disalah satu sekolah swasta yang ternama didaerahku. Singkat cerita, saat jam pelajaran dikelas sedang kosong seperti biasa aku mengisinya dengan mengobrol dengan teman-temanku. Saat sedang asyik mengobrol tiba-tiba salah satu dari temanku datang menghampiriku “Cha, gue mau cerita nih sama lo tapi berdua aja.” Ucapnya dengan nada yang sedikit ragu, “Mmm...mau cerita apa ya?” Tanyaku, “Nanti gue kasih tau tapi gak disini. Yuk!” jawab dia sambil menarik tanganku. Lalu aku dibawa kebarisan bangku paling belakang, sepertinya memang sangat privat. Dalam hati aku bertanya-tanya, tapi sebaiknya aku simpan pertanyaan itu.
                “Gue mau curhat sama lo, tapi gue harap lo mau ngerahasiain ini semua dan gue harap juga lo jangan marah apalagi sampe maki-maki gue, janji ya sama gue Cha?” tanya dia sambil ketakutan, “Iya-iya gue bakal jaga rahasia dan gue juga gak bakal marah sama lo.” Jawabku. “Jadi gini ceritanya, semalem gue diajak jalan sama cowok gue ke pesta kembang api, terus saking keasyikan ngeliat kembang api sama petasan gue sampe lupa waktu. Gue baru sadar pas pestanya udah selesai, sekitar jam 3 pagi gue ajak pulang  cowok gue. Pas dijalan tiba-tiba motornya mogok karena kehabisan bensin, untungnya aja udah deket sama tempat kost dia. Nah, pas udah isi bensin gue disuruh sama dia buat mampir ke kost-annya yaudah gue nurut aja. Pas udah sampai, dia suguhin gue minum. Disitu kita ngobrol-ngobrol, disela obrolan kita dia langsung cium pipi gue, ya gue bales aja ciumannya. Terus dia langsung membaringkan tubuh gue dilantai, mungkin karena posisi itu gue udah kebawa sama hasrat gue, dimalam menjelang subuh gue udah ngelakuin ML sama dia.” Jelasnya. Maaf ceritanya sedikit terbuka, jadi aku singkat aja ceritanya hehehe. Sontak aku kaget mendengarnya, aku tidak percaya teman yang selama ini aku lihat ia sangat polos ternyata sudah melakukan hal yang diluar dugaanku. Selesai dia menceritakannya, aku hanya dapat menasihatinya saja.
                Mau bagaimana lagi, ia sudah melakukannya ya dia harus bertanggung jawab meskipun memang belum sampai kebobolan. Tapi seharusnya dia bisa berpikir jernih lah, seorang perempuan jalan sama pacarnya dari malam sampai fajar apa itu bisa dikatakan wajar? Dan kalau sudah melakukan hal seperti itu tidak menjamin kalau kamu akan langgeng dengan pacar kamu. Seandainya kalau kamu putus sama dia, hal apa yang akan kamu lakukan? Sementara laki-laki diluar sana menginginkan sosok perempuan yang masih ori. Kalau kamu sudah berbekas, kamu mau berbuat apa? Saat aku menasihatinya ia hanya menundukkan kepalanya, mungkin ia sadar kalau perbuatannya itu salah.
                Jadi, jagalah kehormatanmu hingga kamu menikah kelak. Aku tahu kalau remaja itu keingintahuannya besar, tapi seenggaknya kaita bisa menahannya bukan? Anggaplah sebagai kejutan kita dikemuadian hari. Seorang laki-laki tidak akan melakukan hal seperti itu jika si perempuan juga tidak murahan.
Created by Popy Tasya Rahayu

Senin, 03 Februari 2014

Menua di Masa Remaja

                Namaku Rasya, aku sudah pacaran selama 18 bulan dengan teman SMP ku yang bernama Putra, ketika kami lulus kami membuat sebuah komitmen untuk tetap bersama meskipun beda sekolah dan beda kota. Entah apa yang aku pikirkan saat itu tentang sebuah komitmen, dan aku pun tidak tahu apa itu komitmen. Saat pengambilan SKHUN dan Ijazah Putra mengajakku untuk segera ke balkon sekolah, tampaknya ia ingin berbicara serius denganku. Saat sudah sampai di balkon, ia memandangku dengan wajah yang penuh harap agar aku bisa mengerti dan tetap mempertahankan hubungan kami, dengan mata yang berkaca-kaca ia hanya berpesan, “Jaga diri kamu baik-baik ya, aku sayang banget sama kamu. Aku harap kita bisa seperti ini terus.”. Dalam keadaan seperti itu aku tidak tahu harus berkata apa, aku hanya terdiam dan mengangguk dengan refleks aku langsung memeluknya untuk terakhir kalinya.
Sebulan setelah kelulusan Putra pindah ke luar kota, tepatnya di Bandung. Mulanya biasa saja, kami masih tetap contact-an dan masih bisa tertawa seperti tidak terjadi apa-apa, kalau kata orang-orang bilang jarak bukanlah sebuah halangan dalam menjalani sebuah hubungan. Tapi semakin kesini kami semakin dingin, saat itu aku masih mengerti kenapa ia tidak ada kabar karena disana sinyal memang tidak bersahabat, tetapi semakin hari dan sudah beberapa bulan tidak ada kabar darinya. Ketika aku coba mengecek untuk menghubunginya ternyata nomernya sudah tidak aktif, aku semakin tidak mengerti dengan semua ini? Dalam hati aku menyimpan banyak pertanyaan, “Apa yang terjadi dengannya? Apa dia baik-baik saja disana? Atau memang janji yang ia buat sudah ia lupakan?”. Saat itu aku langsung bertindak untuk mencari tahu tentangnya, entah itu dari temannya atau dari social media tetapi teman-temannya pun juga sudah lost contact dengannya. Aku tidak menyerah, aku harus dapat penjelasan kenapa seperti ini. Hingga akhirnya muncul rasa keputus-asaanku, aku memutuskan untuk mengakhiri hubungan ini.
Aku bingung harus berbuat apalagi, aku mencoba untuk memulai kehidupan yang baru dengan hari-hari ku yang ceria. Aku mulai mengisi segala kesibukan untuk tidak memikirkan masalahku itu dengan menjawab soal pelajaran yang tidak aku mengerti sama sekali, menonton film yang sebenarnya tidak begitu aku suka, bermain dengan teman-temanku, dan aku selalu berdo’a kepada Allah agar aku diberi kekuatan dan ketabahan dalam menjalankan cobaan yang diberikan-Nya kepadaku. Karena aku percaya Allah tidak akan memberi cobaan kepada hamba-Nya diluar kemampuan kita.
Sampai-sampai aku menceritakan masalah ini kepada teman dekatku yang bernama Devi, sebenarnya aku malu menceritakan masalah ini kepadannya tapi apa daya setiap manusia pasti ingin mendapatkan nasihat dan pengarahan dalam masalahnya. Saat aku menceritakan semuanya, ia sontak meberi nasihat kepadaku tanpa memandang siapa yang ia nasihati, “Ya ampun bro! Lo mesti sadar, lo gak boleh ketergantungan  ama kriwil. Lo kayak kecanduan narkoba tau!! Lo bisa sakau gara-gara manusia kriwil gak jelas! Jangan pikirin dia lagi! Berusaha ngelupain apa yang udah buat lo jadi kayak orang alay (ngegalauuuu mulu) + kayak orang bodoh. Lo mesti pilih jalan yang bener, ngegalauin dia tuh jalan yang salah banget! Dia tuh Cuma pacar LDR lo, gak lebih kan! Apa yang lo rasain, dia gak tau dan gak mau tau.. lo kayak air susu yang dibalas air tuba!” ujar Devi. Ia memanggil Putra dengan sebutan kriwil karena terlihat dari rambutnya yang kriting.
Sejak kejadian itu aku mulai sadar, tidak sepantasnya aku mengharapkan orang yang tidak jelas keberadaannya. Toh kalo emang jodoh pasti bakal balik lagi, maka dari itu aku sudah tidak pernah mencari tahu tentang keberadaannya. Beberapa bulan kemudian ada salah satu dari teman sekolahnya, mengirimkan sebuah foto yang disalah satu fotonya ada gambar Putra. Entah kenapa perilaku itu datang kembali, rasa penasaranku semakin memuncak dan akhirnya aku mencari tahu dengan mengotak-atik di pencarian facebook. Tanpa ku sangka semua keraguan ini terjawab ya, ternyata Putra membuat akun baru yang pertemanannya memang tidak ada satu pun nama dari teman SMP nya, dan yang memang bikin aku benar-benar harus melupakan dan meninggalkannya adalah dia sudah memiliki wanita lain selain ibu nya.
Setelah melihat kejadian itu, bukan rasa sakit hati yang aku rasa sebaliknya aku hanya biasa saja melihat itu. Mungkin karena rasa ini memang benar-benar sudah tidak ada lagi tempat buat dia. Selama ini aku juga bodoh, hanya mengharap laki-laki yang tidak jelas dan hanya membuang-buang waktu saja menunggunya, semua nasihat orang lain aku hiraukan begitu saja. Mungkin memang aku harus bisa merasakannya terlebih dahulu agar aku bisa memilih mana yang pantas aku tinggalkan dan mana yang tidak.

Kalau memang laki-laki itu baik buatku, dia tidak sepantasnya menelantarkanku begitu saja menghabiskan masa remajaku hanya untuk laki-laki yang belum tentu ia jadi imamku kelak dan aku menua dalam penantian. Aku pun segera bergerak cepat, menyusun kembali puzzle kehidupan yang belum aku ketahui akan berakhir seperti apa dan mencoba mencari laki-laki yang terbaik diantara yang baik. Aku belajar dari masa lalu, bukan hidup dimasa lalu.

Created by Popy Tasya Rahayu