Iya, aku pernah menolak seseorang hanya karena
menunggu ketidakpastian itu. Menunggu kamu yang seharusnya datang, hingga
tersadar mungkin kemungkinan itu tidak pernah datang.
Kamu memang tidak pernah menjanjikan apapun, tapi
aku tetap menunggu kamu datang atau setidaknya pamit dengan sopan santun. Kamu
tau kan rasanya menunggu yang tidak pasti? Setiap hari seolah melatih hati
untuk bersiap dengan kemungkinan yang terjadi. Aku tau ini salah, salah kita
pernah bertemu. Salah telah menitipkan hatiku, hingga akhirnya kamu bawa lari
dan tidak pernah datang kembali. Kamu yang dulu datang menaruh harapan, kamu
sendiri yang melupakan. Aku hanya bisa berdiri tidak berani pergi. .
Hingga akhirnya aku tau, kamu sudah terlampau jauh
untuk kukejar. Terlampau tinggi angan itu untuk kugapai. Hingga menyisakan aku
disini merenungi kenangan. Kamu sudah kembali menjalani kehidupanmu semula
sebelum bertemu denganku. Meninggalkan harapan yang dulu pernah tidak sengaja
kita dengungkan.
Pernah suatu ketika aku menghubungimu, iginku
menanyakan keadaanmu, inginku bersenda-gurau seperti dulu. Namun apa
balasannya? Aku seperti orang asing sekarang yang tidak pernah kamu temui
sebelumnya. Hingga akhirnya, aku sudah tidak sampai hati untuk menghubungimu
kembali. Mengganggu harimu. Iya, ini salahku yang selalu berharap lebih. Hingga
kesempatan itu datang, kesempatan untuk mengunjungi kota itu. Sungguh, aku
tidak pernah benar-benar bermaksud datang khusus menemuimu. Tetapi aku pikir,
ada hal yang belum terselesaikan di antara kita. Atau mungkin saja hanya di
diriku.
Aku tidak ingin lebih, aku hanya ingin terlepas dari
ikatan yang sejatinya tidak pernah ada ini. Aku hanya ingin kepastian darimu,
kepastian akan hal itu. Sejujurnya aku masih mengharapkannya. Meskipun aku tau
ini terlalu memaksakan akan takdir, tetapi jika itu tidak bisa terjadi
setidaknya aku bisa melanjutkan hidupku, begitupun hidupmu.
Maaf telah datang kembali. Maaf telah lancang
menghubungi. Bukan aku bermaksud mengganggumu, ataupun merusak hari indahmu.
Tapi aku harus tahu akan hal ini, agar aku bisa menjalani hari tanpa menunggu
sesuatu yang tak pasti. Apakah kamu akan mengembalikan hati yang telah kamu
bawa lari atau menyimpannya bersama di kemudian hari. Semua memang tidak lagi
sama. Apapun yang kamu katakan, aku akan menerimanya.
“Berpura-puralah kamu masih sehati, karena selama
ini kamu lah yang aku cari..”.
Created by Popy
Tasya Rahayu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar