Translate

Kamis, 06 Februari 2014

Pengen Yang Ori, Situ masih Ori?


                Banyak orang mengatakan “Masa remaja adalah masa-masa yang paling indah dan berkesan” mungkin kalimat itu akan terwujud apabila kita mengisinya dengan hal-hal yang positif, tapi bagaimana dengan sebaliknya? Persoalan inilah yang akan aku bahas kali ini, mendengarnya langsung dari narasumber yaitu temanku sendiri.
                Pengalamanku tentang masa remaja mungkin masih dibilang cetek, maksud kata cetek disini ialah aku hanya mengerti tentang suka pada lawan jenis, berpacaran dan mesra-mesraan sama pacar. Tapi setidaknya selama aku pacaran masih dibatas normal. Entah kenapa aku ingin sekali menceritakan hal ini, dan dari sekian cerita yang aku dengar hanya satu pertanyaan yang ingin aku ketahui, hal pertama apa yang ada dipikiran orang itu saat melakukan sesuatu yang dianggapnya saja sudah dosa? Begini ceritanya.
                Sebelum mengetahui lebih jelas biar tidak selek, perkenalkan namaku Natasha kalau susah panggil saja Chaca. Sekarang aku duduk dikelas 2 SMA disalah satu sekolah swasta yang ternama didaerahku. Singkat cerita, saat jam pelajaran dikelas sedang kosong seperti biasa aku mengisinya dengan mengobrol dengan teman-temanku. Saat sedang asyik mengobrol tiba-tiba salah satu dari temanku datang menghampiriku “Cha, gue mau cerita nih sama lo tapi berdua aja.” Ucapnya dengan nada yang sedikit ragu, “Mmm...mau cerita apa ya?” Tanyaku, “Nanti gue kasih tau tapi gak disini. Yuk!” jawab dia sambil menarik tanganku. Lalu aku dibawa kebarisan bangku paling belakang, sepertinya memang sangat privat. Dalam hati aku bertanya-tanya, tapi sebaiknya aku simpan pertanyaan itu.
                “Gue mau curhat sama lo, tapi gue harap lo mau ngerahasiain ini semua dan gue harap juga lo jangan marah apalagi sampe maki-maki gue, janji ya sama gue Cha?” tanya dia sambil ketakutan, “Iya-iya gue bakal jaga rahasia dan gue juga gak bakal marah sama lo.” Jawabku. “Jadi gini ceritanya, semalem gue diajak jalan sama cowok gue ke pesta kembang api, terus saking keasyikan ngeliat kembang api sama petasan gue sampe lupa waktu. Gue baru sadar pas pestanya udah selesai, sekitar jam 3 pagi gue ajak pulang  cowok gue. Pas dijalan tiba-tiba motornya mogok karena kehabisan bensin, untungnya aja udah deket sama tempat kost dia. Nah, pas udah isi bensin gue disuruh sama dia buat mampir ke kost-annya yaudah gue nurut aja. Pas udah sampai, dia suguhin gue minum. Disitu kita ngobrol-ngobrol, disela obrolan kita dia langsung cium pipi gue, ya gue bales aja ciumannya. Terus dia langsung membaringkan tubuh gue dilantai, mungkin karena posisi itu gue udah kebawa sama hasrat gue, dimalam menjelang subuh gue udah ngelakuin ML sama dia.” Jelasnya. Maaf ceritanya sedikit terbuka, jadi aku singkat aja ceritanya hehehe. Sontak aku kaget mendengarnya, aku tidak percaya teman yang selama ini aku lihat ia sangat polos ternyata sudah melakukan hal yang diluar dugaanku. Selesai dia menceritakannya, aku hanya dapat menasihatinya saja.
                Mau bagaimana lagi, ia sudah melakukannya ya dia harus bertanggung jawab meskipun memang belum sampai kebobolan. Tapi seharusnya dia bisa berpikir jernih lah, seorang perempuan jalan sama pacarnya dari malam sampai fajar apa itu bisa dikatakan wajar? Dan kalau sudah melakukan hal seperti itu tidak menjamin kalau kamu akan langgeng dengan pacar kamu. Seandainya kalau kamu putus sama dia, hal apa yang akan kamu lakukan? Sementara laki-laki diluar sana menginginkan sosok perempuan yang masih ori. Kalau kamu sudah berbekas, kamu mau berbuat apa? Saat aku menasihatinya ia hanya menundukkan kepalanya, mungkin ia sadar kalau perbuatannya itu salah.
                Jadi, jagalah kehormatanmu hingga kamu menikah kelak. Aku tahu kalau remaja itu keingintahuannya besar, tapi seenggaknya kaita bisa menahannya bukan? Anggaplah sebagai kejutan kita dikemuadian hari. Seorang laki-laki tidak akan melakukan hal seperti itu jika si perempuan juga tidak murahan.
Created by Popy Tasya Rahayu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar